Sabtu, 16 Oktober 2010

Bait Terakhir

Kau bualkan ribuan kata-kata yang berjerit
Kau susun jutaan nada-nada yang berbuih

Aku yang mengumpulkan sisa-sisa kenangan yang bercecer di sini
di setiap sudut kota yang menjadi altar memori
berterbangan melewati hutan hujan yang merinding

sedang kau terus berjerit seakan sedih
menutupi wajahmu seakan sakit
meronta meminta tolong layaknya orang terkucil
nyatanya kau selalu berdansa di saat malam mulai sepi

untukmu, ku lahirkan damai dari sepi
untukmu, ku sambung bengis dengan tangis
untukmu, ku sulam perih menjadi pelangi
untukmu, ku susun senyuman menjadi perkusi
demi menyambung puisimu yang tak berakhir...


My Creation, Ridwan (daeryu)
Bandung, Kamis, 11, Juni, 2009